Blog Archives

Dibalik Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia

Pasca reformasi, pendidikan di Indonesia mengalami perubahan arah yang lebih menonjolkan perspektif ekonomi. Pendidikan dalam perspektif ekonomi dianggap memiliki peran yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan daya saing nasional dan membangun kemandirian bangsa yang menjadi prasyarat mutlak dalam memasuki persaingan antar bangsa di era global. Melalui ketersediaan manusia yang menguasai iptek akan menentukan kemampuan bangsa dalam memasuki kompetensi global dan ekonomi pasar bebas yang menuntut daya saing tinggi.

Kemandirian bangsa yang dimaksudkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional adalah konsep yang dinamis karena mengenali bahwa kondisi yang saling ketergantungan, baik konstelasinya, perimbangannya, maupun nilai-nilai yang mendasari dan mempengaruhinya. Saat ini konstelasi didunia didominasi oleh negaranegara maju (AS dan Uni Eropa), sehingga kondisi perimbangan dan nilai-nilai yang mendasari dan mempengaruhi konstelasi(hubungan -hubungan) tersebut secara otomatis akan didominasi oleh negara-negara maju. Bila demikian, kemandirian Bangsa Indonesia akan bermakna senantiasa memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap negara-negara maju dan tidak akan pernah mampu bersaing apalagi sejajar dengan mereka.

Pendidikan dalam konteks kemanfaatan, mutu pendidikan harus dikaitkan dengan isu relevansi pendidikan. Sehingga system pendidikan dianggap relevan jika memiliki keseimbangan dengan system ekonomi dan ketenagakerjaan. Artinya bahwa lulusan pendidikan memiliki kesesuaian dengan kebutuhan ekonomi akan pekerja sebagai pelaku pembangunan diberbagai sektor. Realitas keunggulan dan daya saing pendidikan Indonesia yang dikaitkan dengan produktivitas tenaga kerja lulusan, berada dalam posisi 12 dari 12 negara di Asia (Poltical and Economic Risk Consultancy/ PERC,2001) . Pemeringkatan Internasional tersebut telah menilai system pendidikan di Indonesia yang kurang relevan dengan kebutuhan pembanguna. Isu PERC mengkaitkan kualitas pendidikan dengan mutu tenaga kerja sebagai salah satu factor ekonomi telah menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan kualitas dan produktivitas pekerja.

Untuk selanjutnya pemerintah melakukan perluasan dan pemerataan pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat ditempatkan pada prioritas tertinggi dalam pembangunan pendidikan. Mutu dan relevansi pendidikan tercermin dari kemampuan membentuk kecakapan(competenc ies) lulusan agar dapat menjadi pekerja produktif dengan upah yang lebih tinggi. Kesempatan pendidikan keahlian,ketrampila n dan profesi harus besar dan merata dikaitkan dengan sentra-sentra pengembangan ekonomi industri,pendayagun aan iptek, dan peningkatan kecakapan hidup yang sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hayat.

Pendidikan dengan perspektif ekonomi secara nyata beralih fungsi menjadi mesin pencetak tenaga kerja baik pada skala local,nasional, dan Internasional. Pendidikan perspektif ekonomi akan melahirkan SDM-SDM yang berorientasi individualis (untuk eksistensi diri dalam kehidupan),material is(kepuasan menikmati materi) dan liberalis (menganut kebebasan dalam berperilaku, berpendapat, kepemilikan dan berkeyakinan) . Pada akhirnya akan membentuk generasi yang tidak memberi kontribusi positif bagi pembangunan skala bangsa yang menghantarkan kemandirian bangsa di dunia Internsional. Dengan kata lain pendidikan perspektif ekonomi akan membentuk generasi-generasi yang senantiasa mempertahankan ketergantungan bangsa ini terhadap negara-negara maju selama kepentingan individu dan komunitasnya tidak terganggu. Bagaimana mungkin bangsa ini akan mampu bersaing secara berimbang apalagi menduduki posisi yang unggul dengan negara-negara maju.

Sumber